Thesis
Hijab Anak Perempuan Terhadap Saudara Pewaris (Studi Komparatif Hukum Waris Islam dan Putusan MA RI No.541K/AG/2010)
Sistem undang-undang di dunia Islam modern mempunyai tujuan meningkatkan status dan derajat perempuan. Perempuan telah mendapatkan perlakuan hukum yang setara dengan kaum laki-laki. Di Indonesia, pembaharuan hukum kewarisan Islam telah dilakukan melalui putusan hakim, yaitu anak perempuan dapat menghalangi saudara yang ditinggal mati dalam memperoleh harta peninggalannya. Anak perempuan menghalangi saudara yang ditinggal mati menjadi persoalan dalam sistem kewarisan Islam (fikih Sunni mazhab Syafii di Indonesia) pada saat ini. Hal tersebut berbeda dengan ketentuan kewarisan Islam di Indonesia. Namun di sisi lain, hakim memutuskan anak perempuan dapat menghalangi saudara yang ditinggal mati dengan alasan seperti anak laki-laki dapat menghalangi saudara yang ditinggal mati. Tujuan penelitian ini, memahami pertimbangan dan metode hakim dan ulama bidang hukum waris tentang penghalang atau tidak anak perempuan terhadap saudara yang ditinggal mati yang penelitian ini dilakukan melalui riset kepustakaan (library research), jenis datanya berupa dokumen putusan hakim Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 541K/AG/2010. Teori dalam penelitian ini adalah kemaslahatan umum dalam hukum Islam yang terdapat undang-undang Islam atau bahkan putusan Pengadilan adalah sesuatu yang prinsip. Prinsip kemaslahatan sebagai asas wujudnya perkembangan undang-undang Islam di dunia Islam modern telah pula disepakati oleh para pakar.
Hakim mempunyai peranan penting untuk melakukan penemuan hukum dalam rangka pengembangan hukum materiil melalui pertimbangan hukum dan metodenya. Pertimbangan hukum oleh hakim dalam putusan Mahkamah Agung tentang anak perempuan dapat menghalangi saudara yang ditinggal mati dalam mendapatkan harta peninggalan adalah penemuan hukum dan ijtihad. Dalam ijtihad Mahkamah Agung RI mengikuti pendapat Ibnu Abbas salah seorang ahli tafsir dalam QS. An-Nisa (4):176, berpendapat pengertian walad mencakup anak laki-laki atau anak perempuan. Metode penemuan hukum dan ijtihad dalam putusan Mahkamah Agung dengan metode maqashid al-syariah dan metode maslahat. Peran penemuan hukum dan ijtihad sangat penting dalam melaksanakan tugas sebagai penegak hukum dan keadilan, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat serta mengakomodir perkembangan hukum keluarga Islam. Ketentuan hukum waris Islam dan putusan Mahkamah Agung ini, adalah merujuk al-Quran dan Hadis, merujuk pendapat ulama dan sahabat di masa lalu, memiliki argumentasi yang kuat. Sedangkan berbeda ketentuan hukum waris Islam dan Putusan Mahkamah Agung RI dalam teori yang argumentasinya mengedepankan teks tekstual dan mengedepankan maslahah atau keadilan sosial yang dinamis.
Kata Kunci: Hijab Anak Perempuan, Perubahan Sosial, Dinamika Hukum dan Kemaslahatan
14TS144027.00 | TS 144027 NUR h | My Library (Lantai 3, Thesis) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain