Laporan Penelitian
Kalibrasi Arah Kiblat (Model Kajian Momentum Yaumu Rashdil Qiblah dalam Penetapan Arah Kiblat di Indonesia)
Pada saat tertentu di atas kabah terjadi peristiwa yang disebut istiwa adhom yaitu saat matahari tepat berada di atasnya, sehingga bayangannya akan menghadap ke arah kabah dan hari itu disebut sebagai yaumu rashdil qiblah (hari meluruskan kiblat). Dalam satu kalender syamsiyah terjadi dua kali matahari melintas di atas kabah. Ada dua masalah yang diangkat saat terjadi yaumu rashdil qiblah yaitu bagaimana akurasi model kajian momentum yaumu rashdil qiblah tanggal 27-28 mei dan 15-16 juli 2017 dalam penetapan arah kiblat di Indonesia dan apakah momentun yaumu rashdil qiblah dalam penetapan arah kiblat di Indonesia dapat dijadikan sebagai hari kalibrasi arah kiblat nasional? Ditandai dengan matahari yang bersinar secara penuh tanpa gangguan awan maupun mendung, sehingga observasi yang dilakukan pada moment penting tersebut semenjak pukul 16.00-16.30 menghasilkan berkas bayangan matahari dan azimuth qiblat Kota Pekalongan dapat diidentifikasi akurat. Berdasarkan fenomena momentum yaumu rashdil qiblah yang berlangsung di bulan mei dan juli 2017 tersebut, azimuth qiblat Kota Pekalongan adalah 20°20'o5",5 dari arah BArat ke titik Utara atau 90°-24°20'05",5 = 65° 39' 54",5 dari arah utara ke titik Barat. Analisis terhadap momentum yaumu rashdil qiblah tanggal 27-28 Mei dan 15-16 Juli 2017 yang peneliti lakukan, telah menghasilkan akurasi model kajian yang dapat diaplikasikan sepanjang tahun bagi kota-kota diseluruh wilayah NKRI. Momentum yaumu rashdil qiblah belum sepenuhnya dikenal masyarakat muslim di Indonesia. Hal ini terjadi karena kurangnya sosialisasi pihak berwenang (Bimbingan Masyarakat Islam, Kemenag) kepada masyarakat muslim tentang pentingnya menghadap kiblat secara tepat dalam shalat.
18LP180030.00 | LP 18.030 MUS k | My Library (Lantai 3 Referensi dan Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain