SKRIPSI BPI
Bimbingan Konseling Islam Dalam Mengatasi Depresi Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Kelas IIA Pekalongan
Pada dasarnya setiap manusia mendambakan kondisi atau keadaan yang baik, karena hal ini sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana lingkungan masyarakat dan menjadi pusat diri yang baik, bimbingan agama atau pegangan agama merupakan syarat penting dalam kehidupan agar mampu menghadapi berbagai goncangan dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendambakan terciptanya keadaan yang bahagia dan tidak jarang seseorang mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan atau upaya bahkan dengan jalan atau usaha yang kurang baik, namun terkadang harapan dan pemikiran tidak sejalan dengan keinginan. Depresi dapat tejadi pada anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua, orang yang mengalami depresi akan memunculkan emosi-emosi negative seperti rasa sedih, benci, iri, putus asa, kecemasan, ketakutan, dendam dan memiliki rasa bersalah yang dapat disertai dengan berbagai gejala fisik. Hal serupa juga terjadi pada warga binaan pemasyarakatan di rumah tahanan kelas IIA Pekalongan. Dapat digambarkan sebelum klien mengalami depresi, klien sangatlah ramah kepada orang lain, sopan dan santun ketika berbicara dengan orang lain, klien juga orang yang rajin, akan tetapi sekarang berubah drastis semenjak pengadilan memutuskan peradilan untuk diri klien. Klien sekarang menjadi orang yang mudah putus asa, bersedih hati, mudah cemas, ketakutan, dan iri, ada yang selalu kelihatan gembira, senang, bahagia, dan tertawa walau yang akan dihadapinya nanti berbeda dengan apa yang diharapakan. Ada pula yang mengeluh dan menyerah, tidak cocok dengan orang lain dan hal tersebut membuat seseorang mengalami suatu gangguan kesehatan mental, bagi yang kasus inilah, bimbingan dan konseling Islam sangat diperlukan. Karena bimbingan dan konseling Islam dimaksudkan untuk membantu klien supaya memiliki pegangan dalam memecahkan setiap masalahnya dan dapat mengatasi depresi warga binaan pemasyarakatan di rumah tahanan kelas IIA Pekalongan.
Adapun rumusan masalah yang dibahas pada penelitian ini adalah; bagaimana efektifitas bimbingan konseling Islam dalam mengatasi depresi warga binaan pemasyarakatan di rumah tahanan kelas IIA Pekalongan?, bagaimana implementasi bimbingan konseling Islam dalam mengatasi depresi warga binaan pemasyarakatan di rumah tahanan kelas IIA Pekalongan?, apa saja faktor pendukung dan penghambat bimbingan konseling Islam dalam mengatasi depresi warga binaan pemasyarakatan di rumah tahanan kelas IIA Pekalongan?. Sedangkan tujuan penelitian ini, untuk mengetahui keadaan depresi warga binaan pemasyarakatan sebelum bimbingan konseling Islam di rumah tahanan kelas IIA Pekalongan, untuk mengetahui bimbingan konseling Islam dalam mengatasi depresi warga binaan pemasyarakatan di rumah tahanan kelas IIA Pekalongan, dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat bimbingan konseling Islam dalam mengatasi depresi warga binaan pemasyarakatan di rumah tahanan kelas IIA Pekalongan.
Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah kualitatif, pendekatan penelitian ini adalah pendekatan psikologis, jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research), metode pengumpulan data pada penelitian ini yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi, untuk metode analisis data menggunakan analisis data yang diperoleh dalam penelitian kualitatif yaitu analisis data yang bersifat induktif adalah suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh.
Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut; efektifitas bimbingan konseling Islam dalam mengatasi depresi warga binaan pemasyarakatan kelas IIA Pekalongan yaitu meliputi konselor, klien, metode, materi, waktu, tujuan, fungsi, dan asas-asas. Implementasi bimbingan konseling Islam dalam mengatasi depresi warga binaan pemasyarakatan kelas IIA Pekalongan, bahwa sebagian besar warga binaan pemasyarakatan yang mengalami depresi yaitu mereka yang mengalami perubahan tingkah laku seperti mudah putus asa, pendiam, dan pemurung setelah mendapat keputusan peradilan dari pengadilan, dengan adanya permasalahan pada diri klien maka konselor melakukan langkah-langkah dalam pemberian bimbingan konseling Islam yang disertai pendekatan rational emotive behavior therapy (REBT) yaitu identifikasi masalah, diagnose, prognosa, treatment, follow up (evaluasi), selama implementasi bimbingan konseling Islam berlangsung konselor tidak lupa untuk mengaitkan nilai-nilai agama Islam yang ada di dalam al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW. dan juga konselor menggunakan pendekatan rational emotive behavior therapy (REBT). Faktor pendukung dalam kegiatan bimbingan konseling Islam yaitu banyaknya warga binaan pemasyarakatan yang mengalami depresi, kegiatan bimbingan konseling Islam rutin diadakan di rumah tahanan kelas IIA Pekalongan, hubungan antara petugas atau keluarga itu berbeda dengan yang lain, adanya hubungan antara warga binaan dengan petugas menjadikan warga binaan semakin efektif dalam kegiatan bimbingan konseling Islam. Adapun faktor penghambat dalam kegiatan bimbingan konseling Islam yaitu adanya warga binaan yang mengalami depresi harus dikontrolkan ke rumah sakit jiwa, akan tetapi dari pihak rumah tahanan kelas IIA Pekalongan tidak menyanggupi karena biaya yang mahal terutama bagi warga binaan yang tidak mempunyai BPJS.
18SK1835001.00 | SK BPI 18.001 ZAH b | My Library (Lantai 3, Ruang Skripsi dan Tesis) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain