SKRIPSI PAI
Pembelajaran Fikih Perspektif Gender Di MTs Nurul Islam Krapyak Kota Pekalongan
Pembelajaran fikih terutama praktek-praktek dan pengajaran atau proses pembelajaran tidak ada pembedaaan syarat antara laki-laki dan perempuan, seperti contohnya puasa, membersihkan harta dan jiwa dengan zakat. Kedua contoh ibadah ini tidak menunjukan bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda. Semua memiliki nilai dan kewajiban yang sama, mulai dari syarat rukun serta ketentuan-ketentuannyapun tidak ada pembedaan. Dalam pengajaran, praktek dan evaluasi siswa perempuan dan laki-laki dituntut untuk dapat melakukan dan memahami segala aspek yang disampaikan dalam proses pembelajaran.
Rumusan masalah yang dikaji adalah Bagaimana pembelajaran fikih berspektif gender di MTs Nurul Islam Krapyak Kota Pekalongan? Faktor apa saja yang menghambat dan mendukung pembelajaran fikih berspektif gender di MTs Nurul Islam Krapyak Kota Pekalongan?. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pembelajaran fikih berspektif gender di MTs Nurul Islam Krapyak Kota Pekalongan, untuk mengetahui faktor yang menghambat dan mendukung pembelajaran fikih berspektif gender di MTs Nurul Islam Krapyak Kota Pekalongan. Kegunaan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi guru dan siswa di MTs Nurul Islam Pekalongan tentang pentingnya nilai-nilai keadilan dan kesetaraan gender.
Jenis penelitian ini adalah studi lapangan (field research). Pendekatan yang digunakan penelitian dalam ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan metode pengumpulan data dalam penelitian ini observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun data yang diperoleh kemudian dipaparkan dan disajikan dalam bentuk uraian naratif. Analisis data menggunakan metode induktif.
Hasil penelitian menyimpulkan: Pertama, Gender di MTs Nurul Islam Krapyak Kota Pekalongan merupakan perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan selain dari struktur biologis, yang biasa disebut dengan pembagian peran. Hal kesetaraan gender dalam pendidikan di MTs Nurul Islam sudah bisa dikatakan setara.Terwujudnya kesetaraan gender ditandai dengan tidak adanya pembedaan perlakuan antara perempuan dan laki-laki. Dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan, partisipasi, dan kontrol atas pendidikan. Kedua, pembelajaran fikih berspektif gender di MTs Nurul Islam Krapyak Kota Pekalongan menggunakan prinsip-prinsip keadilan dan persamaan gender sebagai berikut: Laki-laki dan perempuan sama-sama dianggap sebagai siswa yang sedang belajar menuntut ilmu, Laki-laki dan perempuan sama-sama berpotensi meraih prestasi, Laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan evaluasi pendidikan yang sama.
17SK1721284.00 | SK PAI 17.284 FAD p | My Library (Lantai 3, Ruang Skripsi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain