SKRIPSI AS/HK
Sikap Takmir Masjid Terhadap Perbedaan Rakaat Shalat Tarawih Dalam Satu Masjid (Studi Kasus Masjid Agung Kauman dan Masjid Agung Simbang Wetan)
Terdapat dua masjid di Kota Pekalongan yang memiliki tradisi atau kegiatan keagamaan yang terbilang unik dan menarik dalam hal melaksanakan shalat tarawih, kedua masjid tersebut adalah Masjid Agung Kauman dan Masjid Agung Simbang Wetan. Pelaksanaan shalat tarawih pada kedua masjid tersebut sangat berbeda dengan masjid-masjid lainnya, dimana dalam masjid tersebut terdapat dua jamaah yang berbeda jumlah rakaat saat melaksanakan shalat tarawih. Satu jamaah melakukan shalat tarawih dengan 20 rakaat, dan jamaah lainnya melakukan shalat tarawih 8 rakaat, uniknya kedua kelompok atau golongan tersebut adalah jamaah masjid tersebut. Pelaksanaan shalat tarawih tersebut dimulai secara bersama-sama. Namun, seusai rakaat kedelapan, sebagian jamaah keluar dari shaf, kemudian mundur membentuk shaf sendiri di belakang, lalu mereka melaksanakan shalat witir tiga rakaat. Sementara, jamaah sebelumnya tetap melanjutkan shalat tarawih hingga 23 rakaat, termasuk salat witir. Oleh karena permasalahan tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengkaji permasalahan mengenai realita yang terjadi pada kedua masjid tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Sikap takmir Masjid Agung Kauman dan Masjid Agung Simbang Wetan dalam mengakomodir perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih di antara para jamaah; 2) Dasar pertimbangan atau faktor yang menyebabkan takmir Masjid Agung Kauman dan Masjid Agung Simbang Wetan dalam mengambil kebijakan mengenai shalat tarawih.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif-analitik, yang mana penulis mendeskripsikan realita yang terjadi di lapangan kemudian menelaah dan menganalisa sikap takmir masjid dalam menangani perbedaan rakaat tarawih dalam satu masjid yang terjadi di Masjid Agung Kauman dan Masjid Agung Simbang Wetan. Data penelitian ini didapatkan penulis melalui teknik wawancara, dokumentasi dan observasi langsung terhadap takmir masjid di Masjid Agung Kauman dan Masjid Agung Simbang Wetan. Secara garis besar sumber data dalam penelitian ini didapat dari dua macam sumber yakni sumber data primer dan sumber data sekunder.
Berdasarkan analisis penelitian, penulis menyimpulkan bahwa:1) Sikap takmir Masjid Agung Kauman dan Masjid Agung Simbang Wetan dalam mengakomodir perbedaan jumlah rakaat shalat tarawih di antara para jamaah adalah bersikap toleran dan bersikap lapang dada serta terbuka dalam menghadapi perbedaan pendapat, dengan cara mempersilahkan jamaah yang ingin menunaikan shalat tarawih dengan hanya 8 rakaat saja, meskipun kedua masjid tersebut melakukan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat dengan 3 shalat witir. 2) Dasar pertimbangan atau faktor yang menyebabkan para takmir Masjid Agung Kauman dan Masjid Agung Simbang Wetan dalam menetapkan dua macam shalat tarawih yang berbeda rakaat dalam satu masjid tersebut adalah karena beberapa pertimbangan, yakni: kemaslahatan dan keutuhan umat, keberagaman mazhab fikih, dan dalam rangka menjawab persoalan terkait perbedaan rakaat shalat tarawih di tengah masyarakat yang heterogen, yang mana kebijakan tersebut merupakan hasil ijtihad dan musyawarah takmir dengan para tokoh agama (kyai dan habaib) terdahulu.
17SK1711003.00 | SK HKI 17.003 SHO s | My Library (Lantai 3 Skripsi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain