Thesis
Pemikiran Pendidikan Tasawuf KH. A. Shohibul Wafa Tajul Arifin Dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam
Pada era globalisasi, masyarakat Indonesia tengah menghadapi persoalan yang beragam jika dilihat dari konteks pertumbuhan dan perkembangan mereka. Perubahan teknologi yang sangat cepat dan disertai dengan adanya semangat globalisasi tidak jarang akan membawa dampak negatif yang sangat besar, bukan hanya terhadap anak-anak, tetapi juga masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat dilihat dari paradigma materialistis yang lebih dominan dan juga dapat dilihat dari tingkat rasa putus asa dalam menjalani kehidupan. Sebagai contoh, banyaknya kasus bunuh diri yang terjadi di Indonesia dan banyaknya masyarakat yang menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuannya. Dalam perubahan ini tidak sedikit masyarakat yang mengalami penderitaan berkepanjangan, oleh karena itu diperlukan pendidikan tasawuf untuk menyeimbangkan antara kehendak jasmani yang teraplikasikan dalam kepentingan ukhrawi. Salah satu tokoh yang sangat berperan dalam dunia tasawuf adalah KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin atau sering dipanggil “Abah Anom”. KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin bukan hanya seorang mursyid yang berhasil menyebarkan Tarekat Qodiriyyah Naqsyabandiyah (TQN) sampai Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand, tetapi juga tokoh yang menjadikan Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya memainkan suatu peran penting dalam bidang pendidikan, politik, sosial dan reformasi ekonomi di daerah tersebut.
Penelitian ini membahas tentang pemikiran pendidikan tasawuf KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin dan relevansinya dengan pendidikan Islam. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan mengacu pada kajian kepustakaan (Library Research) yang terdiri dari dua tahap yaitu tahap pengumpulan data dan tahap analisis data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis, yaitu analisis terhadap isi pemikiran pendidikan tasawuf KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin dan relevansinya dengan pendidikan Islam dengan metode berfikir deduktif dan induktif.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa (1) Pemikiran pendidikan tasawuf KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin berlandaskan pada tasawuf sunni (baik akhlaqi maupun „amali), hal ini bisa dilihat dari pemikiran dan praktik sufistiknya yang bersifat moderat, namun berpegang teguh kepada syari‟at dan dominan ciri-ciri moralnya. (2) Pemikiran pendidikan tasawuf KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin bersifat modern kontekstual karena mampu menyesuaikan perkembangan zaman dan diterima oleh berbagai kalangan sehingga pada akhirnya tasawuf tidak dipandang sebagai amaliyah yang serba tertinggal (kuno) dan jauh dari peradaban. (3) Pemikiran pendidikan tasawuf KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin mengedepankan prinsip sosial yaitu dengan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat luas melalui berbagai bidang baik keagamaan, pendidikan, pertanian, ekonomi, kesehatan, keamanan, politik, maupun yang
viii
lainnya. (4) Pemikiran pendidikan tasawuf KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin sangat relevan dengan pendidikan Islam, selain bisa dilihat dari ketiga poin sebelumnya juga dilihat dari pemikirannya mengenai masalah bai’at, silsilah, tawāṣul, rābiṭah, maḥabbah, żikir, zuhud, fanā’, murāqabah, dan hubungan tasawuf dengan fiqh. Jika semua itu diamalkan dengan baik oleh pendidik dan peserta didik, maka akan menunjang tercapainya tujuan pendidikan Islam untuk menuju kesempurnaan aqidah, akhlak, dan syari‟at.
Kata Kunci : tasawuf, Abah Anom, pendidikan Islam
16TS1651001.00 | TS P.PAI 16.001 NAS p | My Library (Lantai 3, Thesis) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain