BUKU
Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam
Tidak mudah menyenangi sejarah apalagi membuat orang lain senang atau gemar sejarah. Situasi tersebut memotivasi penulis untuk menulis buku ini disamping faktor-faktor lain yang menyebabkannya. Beberapa buku serupa yang sudah beredar sebelumnya juga belum mampu menggugah ghirah akademik kita terhadap sejarah dan hal-hal yang berhubungan erat dengan sejarah. Walaupun mata kuliah sejarah Islam kenyataannya diajarkan sebagai mata kuliah wajib di PTAI, tapi ia tidak disikapi sebagai ilmu yang memiliki karakteristik tersendiri. Hal tersebut diperparah oleh sikap pemerintah yang kurang peduli terhadap kajian tersebut. Kementerian Agama misalnya secara spesifik belum menunjukkan semangat penguatan sejarah Islam. Terbukti minimnya literatur di perpustakaan lembaga Islam; Perguruan Tinggi Agama Islam, pesantren dan madrasah. Nampaknya semua sepakat mengesampingkan sejarah Islam, karena dianggap out of date dan tidak mampu memberikan kontribusi langsung. Bahkan sebagian menyebutkan bahwa sejarah secara umum hanyalah masa lalu yang tidak ada kaitannya dengan masa kini. Padahal tak akan ada masa kini bila tidak ada masa lalu. John Tosch menegaskan dalam buku,”The Pursuit of History”: “History is collective memory, the storehouse of experience through which people develop a sense of their social identity and their future prospects”. Maka perlu objektifikasi terhadap data dan fakta sejarah masa lalu demi masa depan yang lebih baik. Terlepas dari stigma apapun, penulis akan lakukan yang terbaik. Buku ini adalah salah satu jawaban. Paling tidak dapat dijadikan pijakan teoretik dan tambahan referensi bagi penguatan khazanah keilmuan sejarah Islam. Buku memiliki beberapa bahasan yang diklasifikasi dalam bentuk bab, yaitu pendahuluan, makna sejarah, metodologi kajian sejarah, refleksi sejarah Peradaban Islam, Nabi Muhammad, Saw. dan peradaban manusia, superemasi Peradaban Islam dan implikasi Sejarah Peradaban Islam. Bahasan buku diakhiri dengan bab kesimpulan dan beberapa daftar lampiran yang terdiri dari: kronologi Sejarah Peradaban Islam, daftar khalifah berkuasa dalam lintasa Sejarah Islam, dan peta dunia dalam lintasan sejarah Islam. Sebagai pengantar bedah buku dan penguatan kajian (SPI) Sejarah Peradaban Islam, penulis memaparkan makalah singkat yang terdiri dari beberapa sub bahasan, yaitu: mengerti peradaban, Muhammad, Saw. dan Peradaban Manusia, Sekilas Sejarah Peradaban Islam, dan Hijrah dan Penguatan Peradaban. Mengerti Peradaban Peradaban dan kebudayaan sepertinya tidak terlalu dipersoalkan dalam Bahasa Indonesia. Akan tetapi masing-masing memiliki istilah berbeda dalam Bahasa Asing dan makna yang berbeda pula. Bila budaya atau kebudayaan memiliki tiga wujud, yaitu: wujud ideal, wujud kelakuan dan wujud benda, wujud ketiga disebut peradaban atau wujud material peradaban manusia. Peradaban adalah wujud kebudayaan yang sudah berkembang dan maju. Pendapat lain menyebutkan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang bersifat ideal yang dapat berupa cita-cita, rencana atau bahkan keinginan. Sedangkan peradaban adalah apa yang dapat dilakukan dari apa yang telah dicita-citakan. Sebutan, ”Civilized-People”, diperuntukkan bagi mereka yang memiliki peradaban tinggi. Sudah pasti berbeda dengan yang tidak berperadaban. Istilah lain yang identik adalah “Civil Society” (masyarakat sipil), tingkatan masyarakat yang paling ideal. Al-farabi menyebutnya, ”al-Madiinah al-Faadhilah” (masyarakat utama), bertolak belakang dengan.”al-Madiinah al-Jaahilah” (masyarakat bodoh).Lihat (QS.Al-Baqarah [2]: 30) perihal khair al-Ummah. Maka tingkatkanlah peradaban bila hal tersebut salah satu upaya untuk melakukan perubahan. Kata lain yang digunakan untuk menyebut sebuah peradaban atau kesusastraan, adalah “adab” dan juga etika.. Selain makna etis-praktis, adab dalam perkembangannya lebih bernuansa intelektual. Adab mengandung pengertian pengetahuan yang membawa pada budaya intelektual tingkat tinggi yang berimplikasi pada hubungan sosial yang berkualitas dan halus. Beberapa penulis menggunakan istilah “al-hadhaarah”, dan, Civillization”. Dan kata, ”al-Saqaafah”, dan,” Culture” untuk kebudayaan. Bila dilekatkan kepada Islam,menjadi,”al-Hadhaarah al-Islamiyah atau Islamic Civilization (Peradaban Islam), dan al-Saqaafah al-Islamiyah atau Islamic Culture (Kebudayaan Islam). Peradaban yang dalam bahasa Inggris disebut civilization (sivilisasi), berasal dari kata dalam bahasa latin, yaitu civis, mengandung pengertian warga negara (civitas-negara kota, dan civilitas -kewarganegaraan). Civies (bahasa Latin) dan civil (bahasa Inggris) diartikan menjadi warga negara yang berkemajuan. Sivilisasi berhubungan dengan kehidupan kota yang lebih progressif dan lebih halus, sebagaimana diurai pengertiannya adalah:“civilazation is comprising all phenomena of life if a certain period within which battles, revolutions, the graetest works of art, the lowest crimes, the change in a system of government and the change in the daily diet of urban population. Pendapat lain menyebutkan, civilization is a way of life that is advanced enough to include living in cities”.
16TD160256.00 | TD 2X9.607 SUL p | My Library (lantai 2, Tandon) | Tersedia |
16SR160256.01 | SR 2X9.607 SUL p C.1 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
16SR160256.03 | SR 2X9.607 SUL p C.3 | My Library (Perpustakaan Pusat di Rowolaku) | Tersedia |
16SR160256.04 | SR 2X9.607 SUL p C.4 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
16SR160256.05 | SR 2X9.607 SUL p C.5 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
16SR160256.06 | SR 2X9.607 SUL p C.6 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
16SR160256.07 | SR 2X9.607 SUL p C.7 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
16SR160256.08 | SR 2X9.607 SUL p C.8 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
16SR160256.09 | SR 2X9.607 SUL p C.9 | My Library (Perpustakaan Pusat di Rowolaku) | Tersedia |
16SR160256.10 | SR 2X9.607 SUL p C.10 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
16SR160256.11 | SR 2X9.607 SUL p C.11 | My Library (Lantai 2, Sirkulasi) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain