Skripsi
Pengaruh Partisipasi Anggran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Kemapuan Interpersonal Pemimpin Berbasis Syariah:Studi Kasus Pada BMT Di Kota Pekalongan
BMT secara umum telah terbukti berhasil menjadi lembaga keuangan mikro yang handal. Kemampuannya untuk menghimpun dana masyarakat terbilang luar biasa, mengingat mayoritas anggota dan nasabahnya adalah pelaku usaha berskala mikro yang selama ini tidak diperhitungkan oleh perbankan sebagai sumber dana. Pesatnya perkembangan BMT di Kota Pekalongan pada khususnya ternyata masih
belum diimbangi dengan sistem operasional dan ketersediaan sumber daya manusia yang memadai. Terbukti dari masih adanya BMT yang dijalankan secara
tradisional. Dalam menjalankan operasionalnya, BMT harus menghadapi tantangan berupa dinamika perekonomian nasional bahkan global, kemajuan teknologi dan komunikasi, kondisi sosial politik dan budaya, kesadaran praktik syariah, dan lain sebagainya. Untuk menghadapi tantangan tersebut, BMT perlu membuat sistem manajemen yang baik. Teori dan praktik manajemen saat ini tidak dapat mengabaikan tercapainya kualitas manajemen itu sendiri. Kualitas akan menentukan kompetensi dan kemampuan biaya dalam jangka panjang. Organisasi (instansi/ bisnis) seringkali menggunakan anggaran sebagai alat untuk menilai kinerja manajerial. Partisipasi anggaran diklaim oleh sebagian besar orang aktualisasi diri dari para anggota organisasi. Manajer tingkat bawah dianggap sebagai pihak yang paling memahami kondisi di lapangan yang pada akhirnya penyusunan anggaran akan menjadi lebih sempurna. Di BMT Bahtera, BMT Mitra Umat, dan BMT SM NU, partisipasi anggaran telah diterapkan sebagai salah satu instrumen untuk menilai kinerja manajerial. Akan tetapi, terkadang adanya partisipasi anggaran justru menurunkan kinerja manajerial pada ketiga BMT tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran bukanlah satu-satunya faktor yang dapat memengaruhi kinerja manajerial. Ada faktor lain yang dapat memengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Menurut pendekatan kontingensi, mempelajari manajemen harus didasarkan pada sifat situasional internal dan eksternal organisasi pada saat yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, dimasukkan variabel gaya kepemimpinan Islami sebagai faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan gaya kepemimpinan Islami (kemampuan interpersonal pemimipn berbasis syariah) sebagai variabel antara mengingat adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian terkait pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris terkait ada tidaknya pengaruh langsung partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial serta untuk memberikan bukti empiris ada tidaknya pengaruh gaya kepemimpinan Islami(kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah) dalam hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial.Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan melalui uji asumsi klasik regresi terlebih dahulu. Untuk instrument penelitian, dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui valid tidaknya dan konsisten tidaknya instrumen penelitian yang digunakan.Hasil penelitian ini telah memberikan bukti empiris bahwa partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara langsung terhadap kinerja manajerial. Hal ini dikarenakan pada BMT yang diteliti, masih ada beberapa responden yang memiliki tingkat partisipasi anggaran rendah. Atau dengan kata lain, mereka tidak berperan aktif dalam proses penyusunan anggaran. Penelitian ini juga memberikan bukti empiris bahwa gaya kepemimpinan Islami (kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah) tidak berpengaruh dalam hubungan antar partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial. Hal ini dikarenakan dalam kenyataannya tidak ada gaya kepemimpinan yang bisa digunakan terus menerus atau dengan kata lain, gaya kepemimpinan memiliki keterbatasan. Jadi, gaya kepemimpinan Islami (kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah) terkadang tidak efektif untuk diterapkan dalam kondisi-kondisi tertentu. Pada BMT yang telah diteliti misalnya, gaya kepemimpinan Islami tidak dapat diterapkan secara konsisten mengingat sebagian besar manajemen tingkat bawah yang ternyata masih memiliki latar belakang pendidikan yang relatif rendah, yaitu SMA. Dengan latar belakang pendidikan tersebut dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam mengambil keputusan dan kebijakan terkait anggaran. Selain itu, masih banyak responden yang menilai bahwa pimpinan mereka tidak memiliki kemampuan interpersonal pemimpin berbasis syariah pada tingkat yang tinggi.
01SK012414.00 | SK ES14.124 KHO p C.0 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain