SKRIPSI PAI
TIDAK TERSAJI: Masyarakat Islam Abangan Perspektif Clifford Geertz (Studi Tentang Pemahaman Ajaran Agama Islam dan Perilaku Beragama Islam Masyarakat Jawa di Desa Tengengwetan Siwalan Pekalongan)
Masyarakat Jawa menurut hasil penemuan dalam penelitian Clifford Geertz terbagi menjadi tiga kelompok sosial keagamaan (trikotomi) yaitu islam Santri, Priyayi, dan Abangan. Santri mewakili golongan muslim yang melaksanakan ajaran agama islam secara murni dan ortodoks, Priyayi adalah golongan untuk masyarakat muslim kaum bangsawan, serta Abangan adalah golongan masyarakat muslim yang mensinkretiskan ajaran agama dalam setiap segi kehidupan baik pemahaman maupun setiap perilaku keagaaman. Kedua golongan Priyayi dan Abangan termasuk dalam golongan masyarakat yang mensinkretiskan agama perbedaannya hanya pada kelas sosialnya saja. Makna Sinkretis itu sendiri adalah perilaku mencampur adukkan ajaran beberapa agama dalam suatu suatu kebudayaan atau tradisi-tradisi spiritual keagamaan hingga memunculkan kebudayaan baru. Temuan yang menarik dari Geertz dalam bukunya yang berjudul The Religion of Java. Menurut dia, di Jawa itu ada jenis Islam yang dikenal dengan Islam abangan, dimana hanya lapisan atasnya saja yang Islam, sementara di lapisan bawahnya kejawen. Abangan adalah perwujudan dari tipisnya pengaruh islam dalam proses islamisasi di Jawa. Sehingga memunculkan tipe masyarakat yang tidak menjalankan ajaran islam dengan sepenuhnya dan mencampurkan ajaran islam dengan ajaran nenek moyangnya Hindhu-Budha dan kepercayaan animisme-dinamisme yang merupakan budaya asli masyarakat Jawa sebelum kedatangan Islam. Namun perlu digaris bawahi bahwa geerdz yang alam pemikirannya di ilhami oleh budaya barat , tidak memperhatikan permasalahan yang lebih dalam lagi tentang keberadaan agama setelah bersinggungan dengan kebudayaan. Jika begini kenyaataanya semua agama bisa dimaknai sinkretis karena kehadiran agama selalu berdialog dengan kebudayaan setempat. Dari pemahaman inilah maka peneliti menguji konsep islam Abangan Clifford Geertz ini di Desa Tengengwetan, sebuah desa kecil yang berada di Tanah Jawa melalui penelitian tentang sejauh mana masyarakat Tengengwetan memahami ajaran islam dan bagaimana perilaku beragama islamnya yang dituangkan dalam pelaksanaan ajaran Islam dan Tradisi-tradisi sosial keagamaan lama yang masih dipertahankan di desa tersebut sebagai cerminan pemahaman terhadap ajaran Islam.
Adapun rumusan masalahnya secara singkat adalah pertama, bagaimana pemahaman ajaran Islam masyarakat Islam Jawa di Desa Tengengwetan, kedua, bagaimana perilaku beragama Islam masyarakat Islam Jawa di Desa Tengengwetan, Ketiga, bagaimana konsep teori Islam Abangan menurut Clifford Geertz, dan keempat bagaimana relevansi konsep teori Abangan Clifford Geertz dengan Pemahaman dan Perilaku Beragama Islam mayarakat Jawa didesa Tengengwetan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research) dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan Wawancara, Observasi dan Dokumentasi. Sedangkan tekhnik analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif deskriptif.
Dari penelitian ini dapat dihasilkan sebuah kesimpulan bahwa, pertama pemahaman ajaran agama Islam masyarakat desa Tengengwetan adalah baik dan semakin lama semakin meningkat pengetahuan keislamannya. Kedua, perilaku beragama Islam masyarakat tengengwetan adalah baik dalam arti masyarakat yang religius. Ketiga, konsep teori masyarakat Abangan Clifford Geertz, Abangan adalah varian keagamaan masyarakat Jawa yang mempraktekkan ajaran Islam secara sinkretis yaitu mencampuradukkan ajaran Islam dengan tradisi animisme, Hindhu dan Budha sehingga melahirkan tradisi baru yang sinkretis. Keempat, teori Abangan C. Geertz tidak relevan dengan fakta-fakta sosial keagamaan di Desa Tengengwetan, karena tidak ditemukan adanya unsur-unsur sinkretis agama dalam setiap tradisi sosial keagamaan yang masih terpelihara keberadaanya di masyarakat saat ini.
10SK105721.00 | SK PAI13.1057 IRA m C.0 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain