SKRIPSI IAT
Dialektika Tafsir Al-Qur'an Dengan Konteks Masyarakat : Analisis Tafsir Terhadap Ayat Hijab Pada Akun Instagram @ISMAILASCHOLY
Kemajuan teknologi yang pesat memberikan dorongan yang sangat baik untuk perubahan. Media sosial sebagai platform digital merupakan salah satu alat untuk mengembangkan dan mengeksplorasi kelilmuan terutama Al-Qur'an dan tafsir Al-Qur'an, contohnya seperti Instagram. Salah satu mufasir yang aktif memanfaatkan instagram adalah M. Ismail al-Ascholy dengan username @ismailascholy. Ismail Ascholy banyak menyampaikan penafsiran salah satunya terkait ayat tentang hijab pada akun instagram miliknya tersebut. Penelitian ini akan memfokuskan kajian pada ayat-ayat hijab, dan menjadikan akun Instagram @ismailascholy sebagai objek penelitian, karena penyajian tafsirnya di Instagram memiliki cara yang unik sehingga peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang bagaimana metode penafsirannya di media sosial. alasan peneliti memilih penafsiran ayat tentang hijab karena setiap generasi memiliki cara berpikir yang berbeda, termasuk cara menutup aurat. Penulis akan menguraikan fenomena hijab ini dengan berfikir secara dialektika sebagaimana yang dikemukakan oleh Hegel, yaitu mengajak manusia agar berpikir kritis, tidak mudah menerima apapun dengan mentah-mentah. Penelitian ini dibuat untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut: Pertama, bagaimana dialektika tafsir ayat terhadap hijab di media sosial? Kedua, Bagaimana metode penafsiran di akun instagram @ismailascholy? Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana dialektika tafsir ayat terhadap hijab di media sosial dan metode penafsiran di akun Instagram @ismailascholy. Kegunaan dari penelitian ini melnambah wawasan dan relfelrelnsi untuk melmbuat masyarakat lelbih kritis telrhadap pelnafsiran yang dihasilkan di meldia solsial. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan tafsir tematik (Maudhu`i) dengan jenis penelitian menggunakan metode Library Research. Pada Teknik pengumpulan data peneliti menggunakan teknik dokumentasi yang berasal dari berbagai sumber Pustaka. Jenis analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi sebagai metode dengan memahami dan menganalisis data secara objektif, kunatitatif dan sistematik pada data yang nyata. Penelitian ini menghasilkan kontribusi pemikiran Ismail Ascholy, Quraish Shihab, dan ulama-ulama terdahulu. Ulama terdahulu seperti Ibnu Katsir, Muhammad Ali Al-Shabuni, dan Yusuf Al-Qardhawi menafsirkan hijab sebagai penutup (tubuh) satu sosok penuh kecuali wajah dan telapak tangan. Pendapat tersebut merupakan sebuah tesis dari sebuah dialektika. Dalam hal ini, terdapat antithesis dari pendapat Quraish Shihab . Menurutnya, dalam konsep hijab, rambut bukan termasuk anggota tubuh yang wajib ditutup. Kontribusi Ismail Ascholy di media sosial dinilai sebagai sintesis, penafsirannya juga dinilai cukup relevan karena banyaknya perumpamaan dan analogi yang sesuai dengan masyarakat Indonesia. Adapun pendapatnya terkait hijab, Ismail Ascholy menganggap bahwa hijab digunakan sesuai dengan konteks sosial dan budaya. Hal ini dapat ditemukan dalam karakteristik penafsirannya yang tergolong pada penafsiran metode maudhu’i dengan sumber bi al-ra’yi, serta bercorak Adabi Ijtima’i.
24SK2431033.00 | SK IAT 24.033 FIN d | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain