SKRIPSI KPI
Wacana Moderasi Beragama pada Film "MAHESWARI" Karya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Navi Film
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui analisis wacana moderasi beragama pada Film Maheswari. Film Maheswari merupakan film yang bertema budaya dan didalamnya terkandung pesan moderasi beragama dalam hal ini merujuk pada indikator moderasi beragama yang keempat yaitu ramah terhadap budaya lokal. Hal tersebut yang membuat penulis tertarik untuk menganalisa film ini secara lebih dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi pesan moderasi beragama yang dirumuskan dalam pertanyaan bagaimana analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial moderasi beragama dalam film “Maheswari” karya UKM Navi Film. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan berupa wawancara mendalam dan observasi langsung. Teori Analisis Wacana Kritis Teun A. Van Dijk dipilih untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana teks diciptakan untuk menyampaikan pesan dalam film Maheswari, karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap maknanya melalui teks-teks yang tercipta dalam dialog. Hasil dari penelitian ini dapat diungkapkan bahwa dengan menganalisa film melalui teori analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk dapat diungkapkan bahwa: Pertama analisis teks film ini terdapat pesan yang ingin disampaikan penulis skenario dan sutradara film adalah mengenai pentingnya moderasi beragama yang merujuk pada 4 pilar moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti-kekerasan dan ramah terhadap budaya lokal. Kedua, kognisi sosial didasari dari kesadaran mental penulis naskah untuk berdakwah, yaitu untuk menyadarkan pentingnya moderasi beragama di Indonesia. Ketiga, konteks sosial dalam Film Maheswari ini adalah untuk menjawab pertanyaan bagaimana wacana yang berkembang di masyarakat mengenai moderasi beragama dalam hal ini menghargai kebudayaan lokal. Realitas sosial yang ada di masyarakat mengenai pemahaman tentang pentingnya moderasi beragama terutama untuk memandang kebudayaan masih rendah. Masih ada masyarakat yang membenturkan agama dan dan budaya karena tidak memahami esensi dari budaya itu sendiri. Kemudian masih banyak kekerasan atau bullying yang terjadi baik kekerasan verbal, cyberbullying, hingga kekerasan seksual terhadap perempuan yang dampaknya begitu mengerikan bagi para korban
24SK2434046.00 | SK KPI 24.046 RIZ w | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain