SKRIPSI PAI
Penerapan Metode Tartilan Ba'Da Subuh Dalam Rangka Menerapkan Kefasihan Membaca Al-Qur'an Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Bojong Pekalongan
Latar belakang penelitian ini terdiri dari tiga poin. Pertama, bahwa Pentingnya fasih dalam membaca Al-Qur’an. Nmamun faktanya, pada zaman sekarang banyak orang yang kurang fasih dalam membaca Al-Qur’an, terlalu terburu-buru, tidak memperhatikan tajwid dan makharijil huruf. Padahal salah satu yang paling diperhatikan dalam membaca Al-Qur’an ialah fasih. Kedua, setelah peneliti melihat lapangan secara langsung, peneliti menemukan bahwa di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-Ien Bojong Pekalongan masih terdapat beberapa santriwati yang dalam hal ini tidak fasih dalam membaca Al-Qur’an, masih terburu-buru, dan tidak memperhatikan tajwid dan makharijil huruf. Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara bahwa memang hal ini juga dipengaruhi oleh latar belakang lulusan santriwati yang beragam. Ketiga, di pondok pesantren ini diterapkannya sebuah metode belajar membaca Al-Qur’an yang tujuannya adalah meningkatkan kefasihan para santriwati. Yakni dengan metode tartilan yang dilaksankaan setiap ba’da subuh selain hari Jum’at. Adapun rumusan masalah pada skripsi ini yaitu : 1. Bagaimana penerapan metode tartilan ba’da subuh dalam rangka meningkatkan kefasihan membaca Al- Qur’an subuh pada santriwati Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Bojong Pekalongan? 2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat penerapan metode tartilan ba’da subuh dalam rangka meningkatkan kefasihan membaca Al-Qur’an pada santriwati Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Bojong Pekalongan?. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Obyek yang diteliti yakni pengasuh pondok pesantren, dua ustadz, seorang ustadzah, dan dua santriwati. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis melalui tahap kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kefasihan membaca Al-Qur’an sebelum dan sesudah diterapkannya metode tartilan ba’da subuh ini terdapat perbedaan yang signifikan. Setelah saya turun lapangan dan melakukan observasi dan wawancara, peningkatan kefasihan membaca Al-Qur’an dirasakan oleh santriwati itu sendiri dan ustadzah yang menyimak bacaan setiap kali ngaji binadzor di pagi dan sore hari. Walaupun jika dalam persen pengingkatan hanya mencapai 5% sampai 8% tapi hal ini terjadi secara berkelanjutan. Kemudian pada penerapannya terdapat faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung yang penulis dapat di lapangan berdasarkan observasi dan wawancara antara lain tenaga pengajar yang kompeten, adanya evaluasi di akhir pelaksanaan tartilan berupa catatan tambahan perihal tajwid dan ghorib, pelaksanaan tartilan dilakukan secara rutin, ba’da subuh merupakan waktu istajab, adanya penyimakan rutin, dan adanya niat belajar. Adapun faktor penghambat dari penerapan tartilan ba’da subuh ini ialah sulitnya mengusir rasa kantuk, sulitnya konsentrasi, dan jadwal haid yang menyebabkan ketertinggalan.
24SK2421275.00 | SK PAI 24.275 FIT p | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain