SKRIPSI BPI
Analisis Potensi Diri Penyandang Tuna Netra dan Layanan Bimbingan Islami di Rumah Pelayanan Disabilitas Sensorik Netra Dristarasta Pemalang
Sebagian besar dari penyandang tunanetra merasa berkecil hati atas kondisi yang menimpa dirinya bahkan merasa bahwa hidupnya tidak bisa mencapai kebahagiaan seperti manusia normal lainnya. Hal tersebut juga menyebabkan rasa rendah diri pada tunanetra untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.Oleh karena itu, pemberian layanan tersebut dimulai dengan pemberian berupa pelatihan bakat keberagamaan, pelatihan kemandirian, dan sebagainya. Selain itu, pemberian layanan yang menunjang potensi anak tunanetra diberikan layanan bimbingan islami agar potensi dalam bidang keagamaan berkembang. Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah; 1) Bagaimana keadaan potensi diri penyandang tunanetra saat sebelum dan sesudah diberikan layanan bimbingan islami ? , dan 2) bagaimana layanan bimbingan islam yang tepat bagi penyandang tunanetra dalam menganalisis potensi diri di Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Sensorik Netra Dristarasta Pemalang ?. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasinya dilakukan pada kegiatan pengembangan bakat berupa penampilan hadroh/rebana, pelaksanaan ngaji dzikir dan sholawat, serta pelatihan bakat keberagamaan. Wawancara dilakukan kepada penyandang tunanetra, pembimbing agama, dan psikolog. Dokumentasi berupa piagam/sertifikat penghargaan, kegiatan pemberian layanan penyaluran dan penempatan bakat keberagamaan, dan sebagainya. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles & Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian layanan bimbingan islami yang diberikan kepada remaja tunanetra berupa layanan penyaluran dan pengembangan bakat keberagamaan. Layanan ini memiliki fungsi yang tepat dalam mengembangkan potensi diri, serta dapat meningkatkan potensi dalam bidang keagamaan penyandang tunanetra. Setelah menerima layanan tersebut remaja tunanetra menjadi suka belajar dan memahami dirinya, berani melakukan perubahan total untuk perbaikan, tidak mau menyalahkan orang lain dan keadaan, menerima kritik dan saran dari luar, serta berjiwa optimis dan tidak mudah putus asa.QAQ
24SK2435034.00 | SK BPI 24.034 KET a | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain