SKRIPSI ILHA
Ihyaussunnah Menurut Majelis Istirhami (Kajian Terhadap Buku "Turats, Jendela Sufi Istirhami " Prof.DR.K.H.Abdurahim Radjiun)
Setiap kelompok atau golongan memiliki pandangan tersendiri mengenai sunnah dan pengamalannya dalam keseharian. Salah satu organisasi masa yang menjadikan sunnah sebagai asas dasar dan mengupayakan hidupnya sunnah adalah Majelis Istirhami. Dasar ajaran yang diajarkan majelis ini adalah memohon rahmat Allah (istirḥām) dengan membaca, mewirid, atau melanggengkan salawat yang disebut Al-Raḥīmiyyah atau Al-‘Uẓma. Selain itu, Majelis Istirhami memiliki metode tersendiri dalam memahami sunnah dan menghidupkanya (iḥyāussunnah) yang memiliki latar belakang sosial yang menjadikan pemahaman mereka muncul. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus kepada bagaimana pemahaman Majelis Istirhami mengenai sunnah Nabi, apa yang menjadi latarbelakang penyebab dan pendorong Majelis Istirhami menghidupkan sunnah Nabi, dan bagaimana metode menghidupkan sunnah yang ditawarkan oleh Majelis Istirhami. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemahaman Majelis Istirhami mengenai sunnah, mendeskripsikan apa yang melatar belakangi Majelis Istirhami dalam menghidupkan sunnah Nabi, dan mendeskripsikan metode yang ditawarkan Majelis Istirhami dalam menghidupkan sunnah Nabi. Peneliti berharap penelitian ini dapat berguna untuk menambah khazanah keilmuan dan memberikan cakrawala keilmuan bahwa pemahaman mengenai sunnah dan menghidupkannya yang akan terus berkembang dan berbeda sesuai dengan tantangan zaman dan masalah sosial yang ada. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (liberary receach) yang memakai pendekatan kualitatif. Sumber primer dari penelitian ini adalah buku berjudul “Turats, Jendela Sufi Istirhami” disusun oleh Prof. Dr. K.H. Abdurrahim Radjiun, pengasas Majelis Istirhami, disertai dengan tulisan-tulisan beliau yang lain, dan dilengkapi dengan wawancara terhadap pimpinan dan jamaah Majelis Istirhami dan observasi langsung. Penelitian ini juga mengambil keterangan yang menjadi dasar ataupun penguat yang berasal dari berbagai sumber yang terkait. Hasil penelitian kemudian diolah secara deduktif, yakni dengan menggunakan prinsip-prinsip umm, kemudian diterapkan pada faktor-faktor khusus, dan secara induktif, yakni teknik analisis data yang dilakukan dengan menganalisis dalil-dalil yang bersifat khusus, kemudian mengambil kesimpulan yang lebih umum yang digunakan untuk memperoleh pemahaman umum tentang Majelis Istirhami dan pandangan mereka terhadap sunnah serta metode iḥyāussunnah yang mereka tawarkan. Hasil dari penelitian ini adalah: Pertama, Majelis Istirhami memaknai dan memahami sunnah dengan sebagai asas dasar majelis, pedoman berakhlak dan membangun peradaban yang dimulai dari keluarga, dan sebagai landasan xii berpenampilan majelis Istirhami (ṣūrah Istirhami). Kedua, hal yang melatarbelakangi dan mendorong Majelis Istirhami mengamalkan sunnah ada dua hal, yakni latar belakang internal dan eksternal. Latar belakang internalnya adalah karena kaum muslimin mengalami krisis kepemimpinan karena sedikitnya ulama atau cendekiawan muslim yang mau berpayah-payah mengurus ummat. Adapun latar belakang eksternalnya adalah kaum muslimin diserang oleh Islamfobia dan penguasaan yang masif terhadap aset-aset penting. Metode menghidupkan sunnah yang ditawarkan oleh Majelis Istirhami adalah dengan cara mengaplikasikan hijrah Nabi, yakni mencari wilayah-wilayah yang belum terjamah dakwah, untuk kemudian bisa dinikmati oleh kaum muslimin secara umum, mendirikan sistem di sana yang berlandaskan Al-Quran dan Sunnah yang dipimpin oleh seorang imam yang terus berusaha untuk menerapkan nilai Qurani dan Sunni pada dirinya dan jama’ah yang dipimpinnya.
23SK2332022.00 | SK ILHA 23.022 MUH i | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain