SKRIPSI TADRIS MATEMATIKA
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Materi Eksponensial Berdasarkan Adversity Quotient Siswa Kelas X MA Salafiyah Pekalongan
Polya mengungkapkan langkah pemecahan masalah terdiri dari memahami masalah, membuat rencana, melaksanakan rencana, dan melihat kembali. Pemecahan masalah dalam soal eksponensial memerlukan usaha keras untuk menyelesaikannya. Hal ini dinamakan dengan adversity quotient. Adversity quotient menjadi faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam memecahkan permasalahan dan memaksimalkan hasil belajar.
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana kemampuan pemecahan masalah materi eksponensial berdasarkan adversity quotient siswa kelas X MA Salafiyah Pekalongan, dan (2) Bagaimana perbedaan kemampuan pemecahan masalah materi eksponensial berdasarkan adversity quotient siswa kelas X MA Salafiyah Pekalongan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui kemampuan pemecahan masalah materi eksponensial berdasarkan adversity quotient siswa kelas X MA Salafiyah Pekalongan dan (2) menganalisis perbedaan kemampuan pemecahan masalah materi eksponensial berdasarkan adversity quotient siswa kelas X MA Salafiyah Pekalongan.
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan data angket, data hasil tes tertulis, dan data wawancara dengan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian ini ada 22 siswa kemudian dipilih 6 siswa dengan stratified sampling.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, kemampuan pemecahan masalah materi eksponensial di kelas X MA Salafiyah Pekalongan dengan adversity quotient climbers, campers, dan quitters memiliki kemampuan pemecahan masalah yang berbeda-beda. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tinggi dan tergolong dalam kategori climbers, mampu memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan masalah yang meliputi memahami masalah, merencanakan pemecahan, melaksanakan pemecahan, dan memeriksa kembali. Siswa dengan kemampuan pemecahan masalah sedang dan tergolong dalam kategori campers, mampu memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan masalah kecuali indikator memeriksa kembali. Sedangkan siswa dengan kemampuan pemecahan masalah rendah dan tergolong dalam kategori quitters hanya mampu memahami masalah dan merencanakan pemecahan. Guru perlu meningkatkan adversity quotient dan kemampuan pemecahan masalah khususnya pada indikator merencanakan pemecahan dan memeriksa kembali.
23SK2326159.00 | SK TM 23.159 FAD a | My Library (Lantai 3. Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain