SKRIPSI TADRIS MATEMATIKA
Etnomatematika pada motif kain tenun ikat Troso serta aktivitas fundamental matematis menurut Bishop di Industri Ibany Tenun Troso Jepara
Paradigma masyarakat saat ini masih menganggap bahwa matematika sebagai ilmu yang jauh dari kehidupan nyata sehingga mereka mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Hal ini terbilang kurang tepat karena secara tidak sadar banyak bukti dan konsep matematika yang melekat di kehidupan sehari-hari. Keadaan ini membuat para pengajar atau guru dituntut untuk lebih bekerja keras dalam menyajikan konsep pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang memadukan antara matematika dengan budaya masyarakat sehingga dapat memaksimalkan motivasi belajar siswa.
Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Supriadi di UPI Kampus Serang, diperoleh kesimpulan bahwa hampir seluruhnya 80% dari 80 mahasiswa tidak mengerti budaya yang ada pada saat pembelajaran matematika berlangsung. Dari hasil tes matematika berbasis budaya Banten menunjukan hasil rata-rata rendah dengan nilai 50%. Hal tersebut tentu dipengaruhi oleh pembelajaran yang kurang menyajikan budaya sebagai tema atau konteks dalam pembelajaran. Alternatif yang dapat diambil oleh seorang guru adalah menyajikan pembelajaran matematika berbasis etnomatematika.
Etnomatematika dapat dijadikan sebagai acuan pembelajaran matematika serta memperkenalkan budaya daerah tersebut dengan melalui motif serta aspek fundamental matematis yang ditemukan. Etnomatematika dapat mempermudah dan dapat memahami studi kasus yang ada di pengrajin industri sehinga lebih memperhatikan dan mendalami seni sekaligus makna dalam setiap coretan garis dan titik serta dapat mempermudahkan proses pembelajaran untuk memperkenalkan budaya dan matematika.
Hasil analisis yang didapat pada penelitian ini adalah ditemukan adanya unsur matematika pada motif kain ikat troso jepara. Diperoleh ada 5 motif kain tenun yang dihasilkan di industri ibany. Dari 5 motif tersebut ditemukan matematika di dalamnya, seperti segitiga, persegi, lingkaran dan kesebangunan pada motif tari betawi, belah ketupat pada motif bunga latoh, persegi dan kesebangunan pada motif baron, persegi, persegi panjang, lingkaran dan rotasi pada motif endek dan yang terakhir adanya segitiga, persegi panjang dan kesebangunan pada motif blanket. Kedua, ditemukannya aktivitas fundamental matematis menurut Bishop pada proses pembuatan kain tenun ikat. Adapun aktivitas fundamental matematis yang ada yakni counting, measuring, locating, designing, playing dan explaning.
23SK2326135.00 | SK TM 23.135 SIL e | My Library (Lantai 3. Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain