SKRIPSI KPI
Strategi Komunikasi Persuasif Kepala Taman Pendidikan Al Qur'an (TPQ) dalam Mengatasi Bullying pada Santri di TPQ Nurul Iman Donosari Desa Kaliombo Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan
Komunikasi persuasif ialah bentuk sebuah komunikasi yang dimana itu diperbuat sebagai bujukan atau sebuah ajakan supaya seseorang dapat bertindak sesuai yang diinginkan oleh komunikator. Dalam mengatasi tindakan perundungan/bullying, diperlukannya komunikasi persuasif agar membuat pelaku bullying tidak melakukan tindakan tersebut kembali. Perundungan atau bullying adalah tindak kekerasan, ejekan, serta ancaman guna mengintimidasi orang lain. Di mana larangan bullying tertulis dalam Al-quran surat Al-Hujurat ayat 11. Kepala TPQ telah berhasil mengatasi bullying yang terjadi di TPQ Nurul Iman menggunakan strategi komunikasi persuasif. Sebagai pemimpin, Kepala TPQ memiliki peran utama dalam mengatasi setiap masalah yang ada termasuk masalah bullying. Oleh karena itu peneliti merumuskan masalah dalam skripsi ini ialah: Bagaimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan Kepala TPQ dalam mengatasi bullying pada santri di TPQ Nurul Iman Donosari desa Kaliombo Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan?. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui startegi komunikasi persuasif yang dilakukan Kepala TPQ dalam mengatasi bullying pada santri di TPQ Nurul Iman Donosari desa Kaliombo Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Jenis analisis data dari pelaksanaan observasi dianalisis menggunakan kualitatif. Sedangkan data penerapan strategi komunikasi persuasif Kepala TPQ untuk mengatasi bullying pada santri di TPQ Nurul Iman menggunakan metode deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah strategi psikodinamika Kepala TPQ dengan memberi pengertian terhadap pelaku bullying, bahwa tindakan yang dilakukannya salah dan dilarang oleh Islam, serta mengajarkan mengenai ajaran-ajaran Islam. Strategi sosiokulturalnya ialah para santri diajarkan untuk saling menghormati sesama muslim, dan berkolaborasi dengan orang tua. Sedangkan strategi konstruksi maknanya adalah melakukan pendekatan terhadap orang tua pelaku, dan memberi edukasi para santri tentang Akhlak Islami.
23SK2334074.00 | SK KPI 23.074 DES s | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain