SKRIPSI KPI
Resepsi Penonton pada Video Youtube Zavilda TV tentang Pemaksaan Penggunaan Jilbab
Populernya media Youtube belakangan ini memunculkan fenomena berkedok kampanye menutup aurat dengan cara memaksakan penggunaan jilbab. Fenomena ini dinormalisasi oleh kelompok influenser yang dijumpai pada beberapa unggahan video di kanal Youtube Zavilda TV. Hal tersebut menimbulkan beragamnya respon dan reaksi penonton setelah menonton video. Untuk mengatahui respon penonton yang berbeda-beda, peneliti menerapkan analisis resepsi penonton pada video yang berjudul “Viral! Dua Cewe Sexy Tatoan Insyaf Karena Takut Mati dan Memilih Hijrah” yang terdapat dalam YouTube Zavilda Tv. Kajian dalam penelitian ini akan memahami bagaimana penonton memahami, bereaksi, dan menafsirkan video tersebut, serta bagaimana pandangan mereka tentang pemaksaan penggunaan jilbab dalam konten video tersebut. Islam melarang penuh bentuk pemaksaan, bagaimanapun pemaksaan adalah kekerasan psikis. Maka dari itu, penelitian ini akan membahas apakah video Zavilda TV mengikuti atau memperkuat pemakasaan penggunaan jilbab sehingga mengetahui apakah audiens berpendapat sama tentang itu. Untuk itu peneliti merumuskan masalah: Bagaimana resepsi penonton tentang pemaksaan penggunaan jilbab dalam video YouTube Zavilda TV episode “Viral! Dua Cewe Sexy Tatoan Insyaf Karena Takut Mati dan Memilih Hijrah”?. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: untuk mengetahui resepsi penonton tentang pemaksaan penggunaan jilbab dalam video YouTube Zavilda TV episode “Viral! Dua Cewe Sexy Tatoan Insyaf Karena Takut Mati dan Memilih Hijrah”. Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini berpedoman pada analisis data menurut Miles and Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data serta kesimpulan. Hasil penelitian mendapati tiga tahapan resepsi penonton menurut Stuart Hall, yaitu encoding, decoding, serta interpretation. Pada tahap encoding, peneliti mendeskripsikan kode pesan dalam video tersebut. Tahap decoding, peneliti mendapati 3 posisi khalayak dari 12 informan ialah 4 informan pada dominant hegemony position karena informan sepakat dengan media yang dikonsumsi. Tiga informan pada negotiated position karena informan menerima namun dengan adanya alasan tertentu. Serta 5 informan pada oppositional code karena informan menolak dan memberikan pemaknaan sebaliknya. Serta pada tahap interpretation, informan memaknai video tersebut tidak fokus pada konten dakwah, memuat unsur pemaksaan, memperlihatkan aurat perempuan, menyudutkan target dengan mengulik informasi pribadi target, dan menormalisasi budaya cadar.
23SK2334060.00 | SK KPI 23.060 DIA r | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain