SKRIPSI BPI
Pelaksanaan Konseling Traumatik Berbasis Islam pada Korban Kekersan Seksual di Pusat Pelayanan Terpadu Korban Tindak Kekerasan Berbasis Gender dan Anak Kabupaten Tegal
Latar belakang dalam penelitian ini berdasarkan pada fenomena yang terjadi di Pusat Pelayanan Terpadu Korban Tindak Kekerasan Berbasis Gender Dan Anak Kabupaten Tegal. Tingginya kasus kekerasan seksual di Kabupaten Tegal berdasarkan hasil wawancara dan observasi, maka perlu adanya penanganan yang dilakukan oleh tim PPT Kabupaten Tegal yaitu dengan konseling. oleh karena itu pelaksanaan konseling traumatik berbasis Islam di gunakan sebagai penanganan trauma yang dialami oleh korban kasus kekerasan seksual agar sembuh dan meminimalisir traumanya. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengangkat dua rumusan masalah yaitu bagaimana pelaksanaan konseling traumatic berbasis Islam pada korban kekerasan seksual di Pusat Pelayanan Terpadu Korban Tindak Kekerasan Berbasis Gender Dan Anak Kabupaten Tegal dan bagaimana Kondisi Trauma Akibat Kekerasan Seksual di Pusat Pelayanan Terpadu Korban Tindak Kekerasan Berbasis Gender Dan Anak Kabupaten Tegal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan melalui pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan konseling traumatik berbasis Islam di Pusat Pelayanan Terpadu Korban Tindak Kekerasan Berbasis Gender Dan Anak Kabupaten Tegal sudah sesuai dengan teori, tahapan-tahapan konselingnya dari tahap awal, tahap pemulihan, tahap akhir. Dan dalam tahap pemulihan menggunakan pendekatan berbasis Islam dengan tujuan agar korban senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan hatinya merasa tenang, tentram. Akan tetapi karena waktu pelaksanaan konselingnya hanya dilakukan satu sesi maka tidak bisa dilakukan evaluasi pada tahap akhir. Kondisi trauma akibat kekerasan seksual yang dialami oleh korban SM, K dan SRW berbeda-beda. Korban SM mengalami gejala fisik, kognitif, afektif/ emosional dan perilaku. Akan tetapi sekarang sudah membaik. Korban K mengalami gejala fisik, kognitif, afektif/emosional dan perilaku. Akan tetapi K lebih dominan pada gejala afektif/emosional dan perilaku. Dan korban SRW mengalami gejala fisik, kognitif, afektif/emosional dan perilaku. Akan tetapi SRW lebih dominan pada gejala afektif/emosional dan perilaku
23SK2335005.00 | SK BPI 23.005 NUR p | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain