SKRIPSI ILHA
Konsep Penerapan Wisata Halal (Kajian Kualitas Hadist dan Ma'anil Hadist dalam Fatwa DSN - MUI-MUI Nomor 108 Tahun 2016)
Skripsi ini berjudul Konsep Penerapan Wisata Halal (Kajian Kualitas Hadis dan Ma’a>nil H{adi>s\ dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 108 Tahun 2016). Alasan penulis mengambil wisata halal sebagai objek penelitian, karena dimana-mana sekarang destinasi wisata sangat banyak dengan varian dan fasilitas yang ditawarkan bermacam-macam. Wisata halal merupakan produk yang tren dan harus dikembangkan, juga dipasarkan kepada umum. Kemudian keinginan penulis memilih hadis yang berkaitan dengan wisata halal ini di dalam fatwa DSN-MUI. Dikarenakan DSN-MUI adalah lembaga yang mengeluarkan fatwa-fatwa untuk umat muslim di Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Untuk mencapai tujuan dari penelitian, maka peneliti melakukan penganalisisan pada hadis untuk mengetahui kualitas yang diteliti. Untuk memahami hadis yaitu dengan menggunakan ma’anil hadis. Selanjutnya menganalisa data yang terkumpul, dengan cara deskriptif-analitik. Metode deskriptif adalah langkah untuk menggambarkan dan menjelaskan hadis terkait wisata halal. Adapun yang dimaksud dengan analitik adalah menjelaskan hadis tersebut dengan cara mengkorelasikan dengan pendekatan sosio-historis hadis sehingga menjadikannya lebih jelas dan mendalam. Pendekatan sosio-historis yaitu suatu pendekatan yang berupaya untuk memahami hadis dengan cara melihat latar belakang Nabi menyampaikan hadis. Hasil dari penelitian adalah bahwasannya hadis yang digunakan oleh DSN-MUI tentang pedoman penyelenggaraan pariwisata berdasarkan prinsip Syariah terdapat dua hadis. Hadis pertama yang diriwiyatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal berkualitas d}a’i>f dikarenakan terdapat dua periwayat yang dinilai lemah yaitu Ibnu Lahi’ah dan Darraj bin Sam’an. Sedangkan hadis kedua yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim kualitasnya sahih. Pada kandungan kedua hadis yang digunakan DSN-MUI ini merupakan sebuah dalil untuk berwisata, Hadis pertama, dijelaskan bahwasannya seseorang yang berjalan akan membuat badannya sehat dan pada hadis kedua, dijelaskan bahwasannya bagi orang muslim yang berwisata selain untuk refreashing atau hiburan, semestinya mereka dapat mengambil ibrah dari perjalanannya dan menambah ketaatannya.
23SK2332010.00 | SK ILHA 23.010 MUH k | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain