SKRIPSI PIAUD
Problematika Manajemen Satuan PAUD Dalam Mempersiapkan Akreditasi Di Kota Pekalongan
PAUD adalah pendidikan yang menjadi pondasi pertama agar anak dapat meneruskan pendidikan ke jenjang berikutnya. Pendidikan ini merupakan parameter untuk menjadikan bangsa menjadi lebih berkualitas. Maka dari itu, negara sudah melansir bahwa Pendidikan Anak Usia Dini menjadi prioritas untuk membangunan pendidikan yang ada di Indonesia. Dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu adanya penilaian mutu dan kelayakan saat proses pendidikan berlangsung oleh sebuah lembaga untuk mengetahui manajemen pengelolaan PAUD yang layak dalam suatu lembaga yang dinamakan akreditasi. Di kota Pekalongan sendiri sekitar 50% satuan PAUD belum terakreditasi. Padahal dari pihak Dinas Pendidikan sudah berulangkali mendampingi satuan PAUD agar segera dapat mendaftarkan akreditasi sekolahnya. Menurut beberapa satuan PAUD, memang menganggap bahwa proses akreditasi satuan PAUD sangatlah berat karena terdapat banyak syarat yang harus dipenuhi. Hal ini menjadi problematika yang harus segera diatasi. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis kemudian merumuskan masalah diantaranya, (1) Apa saja problematika manajemen yang dihadapi satuan PAUD dalam mempersiapkan akreditasi di kota Pekalongan? (2) Bagaimana solusi dari problematika manajemen yang dihadapi satuan PAUD dalam mempersiapkan akreditasi di kota Pekalongan? Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya menggunakan konsep Miles dan Huberman dengan meliputi 4 tahapan yaitu tahap pengumpulan data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa banyak problematika yang terjadi di dalam satuan PAUD yang menghambat proses akreditasi diantaranya dari segi manajemen sumber daya manusia yaitu kurang fokusnya tenaga kerja, minimnya kemauan pendidik dalam proses pelatihan profesi, minimnya pemberian upah tenaga kerja, serta rendahnya penunjangan hubungan kerja. Manajemen kurikulum yaitu belum mendapatkannya persetujuan kurikulum dari kepala Dinas Pendidikan, kurangnya pembaruan dokumen kurikulum setiap tahun ajaran, sulitnya mengatur waktu untuk pembuatan RPPM dan RPPH, serta susahnya menyusun berkas penilaian peserta didik. Pada manajemen pendidik dan tenaga kependidikan, problematikanya yaitu jenjang pendidikan pendidik belum strata satu (S1), kualifikasi akademik pendidik tidak linier dengan profesi, serta banyak pendidik yang merangkap sebagai tenaga kependidikan. Pada manajemen keuangan ix yaitu minimnya sumber dana pendidikan yang diperoleh. Pada manajemen humas yaitu rendahnya kegiatan publikasi program-program yang diadakan satuan PAUD. Di dalam manajemen sarana dan prasarana yaitu kurangnya sarana dalam menyusun berkas akreditasi seperti laptop dan printer, gedung belum memiliki legalitas, serta kurangnya ketersediaan ruangan dan penataan tempat yang baik. Solusi yang diberikan oleh kepala sekolah dibeberapa satuan PAUD dalam mengatasi problematika yang terjadi dari manajemen sumber daya manusia yaitu membuat jadwal kegiatan untuk tenaga kerja agar bisa lebih fokus dalam menyelesaikan tugas, merangkul pendidik baru, meningkatkan kualitas pendidik dalam proses belajar mengajar, serta meningkatkan pemberian upah tenaga kerja. Pada manajemen kurikulum, solusinya yaitu mengadakan rapat terkait pembahasan kurikulum satuan PAUD, membuat jadwal untuk pembuatan RPPM dan RPPH, serta mendisiplinkan pendidik agar selalu melakukan assesmen / penilaian secara bertahap. Di dalam Manajemen pendidik dan tenaga kependidikan solusi yang diberikan yaitu menugaskan pendidik untuk mengikuti program peningkatan keprofesionalan pendidik yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan, lebih meningkatkan/ memperketat proses pemilihan tenaga kerja, serta memilihkan bagian yang cocok untuk tenaga kerja agar pekerjaan menjadi efisien. Pada manajemen keuangan, yaitu meningkatkan sumber dana pendidikan dan meminimalisir pengeluaran yang tidak begitu penting. Pada manajemen humas yaitu meningkatkan kemampuan pendidik atau tenaga kependidikan dalam editor foto/ video. Sedangkan manajemen sarana dan prasarana, yaitu mengalokasikan dana untuk pembelian printer dan laptop, mencetak berkas diluar sekolah, mengurus legalitas kepemilikian prasarana, serta membangun komunikasi yang baik dengan pengelola atau pengurus yayasan satuan PAUD.
23SK2324041.00 | SK PIAUD 23.041 MAU p | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain