SKRIPSI IAT
Literasi Digital dalam Kajian Tafsir (Studi Ayat Ayat Tentang Tabayyun dalam Perspektif Tafsir Fi Zhilalil Qur'an)
Era digital merupakan zaman dimana semua informasi dapat kita akses dengan cepat dan mudah. Informasi sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi kehidupan masyarakat modern saat ini. hal tersebut justru terkadang menjadikan seseorang sangat mudah percaya dan retan terhadap berita hoax. Salah satu sikap yang harus kita terapkan di era sekarang adalah, menerapkan sikap tabayyun terutama terhadap pemberitaan di media sosial. Literasi digital menjadi salah satu upaya bagi masyarakat untuk melawan berita hoak di media masa. Kecakapan masyarakat dalam menggunakan media sosial dapat diimbangi dengan kemampuan memproduksi dan mendistribusikan informasi secara kritis, bijak , dan sesuai kadar kebutuhan. Penelitian ini berfokus pada kajian ayat-ayat tabayyun dalam perspektif tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Adapun rumusan masalahnya yaitu, Bagaimana penafsiran Sayyid Quthb dalam ayat-ayat tabayyun dan Bagaimana Relevansi ayat-ayat tabayyun terhadap literasi digital di era media sosial. Tujuan penelitian ini adalah agar dapat mengetahui bagaimana penafsiran Sayyid Quthb terhadap ayat-ayat tabayyun; serta apa Relevansi ayat-ayat tabayyun terhadap literasi digital di era media sosial. Untuk menjawab rumusan masalah, penulis menggunakan jenis penelitian pustaka (Library Research). Adapun data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Sedangkan data sekundernya diambil dari beberapa buku, artikel, jurnal, dan skripsi yang berkaitan dengan tema pembahasan penulis mengenai literasi digital dan relevansinya terhadap ayat-ayat tabayyun di media sosial. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa dalam tafsir Fi Zhilalil Qur’an, ketika seseorang menerima berita dari orang fasik, maka wajib diteliti dan dikonfirmasi kebenarannya terlebih dahulu. Tetapi jika diperoleh dari orang sholeh, maka kita boleh saya menerimanya. Hal tersebut lantaran orang sholeh berperan penting dalam kelompok orang muslim dan menjadi sumber rujukan. Tetapi jika sudah bertabayyun, seseorang tersebut tetap menolaknya, maka langkah kita adalah dengan mengembalikan perkara tadi kepada orang yang bersangkutan. Kemudian dengan kita berliterasi akan menjadikan. Tanpa disadari, dengan kemampuan literasi digital yang mumpuni, masyarakat diharapkan dapat memilah dan memilih informasi sehingga dapat membedakan valid atau tidaknya suatu informasi tersebut.
23SK2331017.00 | SK IAT 23.017 ULF l | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain