e-BOOK
Religiusitas Moderat-Inklusif: Corak Beragama Aktivis Rohis
Riset ini hanya dititik tekankan pada eksplorasi dan analisis religiusitas aktivis rohis kota Pekalongan. Titik tekan pada religiusitas aktivis disebabkan melimpahnya data yang diperoleh dari lapangan. Data-data yang demikian melimpah membutuhkan energi ekstra untuk mengelolanya.Sebab itu, ’bahan bacaan aktivis’ yang sudah dikumpulkan untuk sementara dipisah menjadi ’laporan’ riset yang beda. Religiusitas, seperti kita tahu, terdiri atas berbagai elemen. Kajian Glock dan Stark mewartakan lima elemen religiusitas, yaitu dimensi keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan atau praktik agama (ritualistik), dimensi penghayatan (eksperiensial), dimensi pengamalan (konsekuensial) dan dimensi intelektual. Mirip dengan Glock dan Strak, Emile Durkheim memahami unsur agama, yang lima juga, namun beda penekanan. Durkheim merumuskan setiap agama memiliki aspek belief system, ritual, jamaah, kitab dan pemimpin. Pada riset kali ini, peneliti berusaha menelusuri tiga aspek agama saja, yaitu ideologi, ritual dan intelektual. Ketiga unsur ini digunakan untuk membedah identitas dan tipologi keberagamaan aktivis atau pengurus bidang keagamaan (rohis) di SMAN se-kota Pekalongan. Riset ini dilakukan dengan tujuan, untuk mengungkap dan menganalisis identitas, kecenderungan dan tipologi keberagamaan aktivis rohis atau pengurus organisasi ekstra bidang keagamaan di SMAN se-kota Pekalongan; Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk, Pertama, membongkar akar akar pemikiran: manhaj, isu dan orientasi keagamaan pengurus organisasi ekstra bidang keagamaan, sehingga dapat diposisikan dalam bingkai tipologi keagamaan di Indonesia. Kedua, bermanfaat bagi upaya mengeliminir gerakan radikalisme agama, konflik dan kekerasan berbasis agama serta pada saat bersamaan mampu menawarkan beragama secara santun dan toleran di kalangan siswa atau aktivis rohis di lingkungan Sekolah Menengah Tingkat Atas.
015 | 2X0.072 | Repository | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain